Aku seorang penderita thallasaemia.
Kebayang donk seorang anak thalasemia gitu,yang hidupnya
tergantung pada tetesan dar itu kaya gimana. Setiap detik hembusan nafasnya dia
memberikan sedikit warna kehidupan untuk para orang tua nya. Disamping sudah bersahabat
dengan jarum suntik dan rumah sakit,bukan mudah loh menjadi anak yang abnormal
dengan kondisi badan lemah.
Alhamdulillah dengan keadaan aku hidup berkelainan darah ini
mempunyai keluarga yang utuh,sepasang orang tua dan seorang kakak sudah menjadi
harta paling berharga yang aku punya selama ini.
Setiap langkah yang aku jalani ini tak lepas dari dukungan
mamah dan papah ku. Mereka selalu berusaha membuatku tersenyum dibalik rasa
sakit yang datang,mereka yang meyakinkan aku sama dan hidup sebagai manusia
normal. Mereka pula yang menjadi sahabat terbaik ku saat masa kecil ku di
renggut dengan thalasaemia.
Disini lah aku mulai merancang impian tersebarku,entah
sampai kapan usia yang akan ku jalani. Entah sampai kapan tubuh ini akan
berdiri kokoh menantang dan tegar tanpa hambatan. Yang pasti impian terbesarku
akan aku suguhkan untuk orang yang paling berjasa di kehidupan ku. Ya dia
adalah Ibu.
Ibu selalu ada di sampingku saat ku terbaring lemah dengan
infus di tangan kiri ku. Ibu yang selalu bulak-balik PMI demi darah yang akan
aku dapatkan untuk menyambung hidup. Ibu yang selalu bilang “coba..kamu bisa” .
bagai mantra yang membuatku yakin melakukan sesuatu yang mungkin tak sewajarnya
anak-anak thalasemia lain melakukannya.
Impian terbesar yang sekarang terbesit di fikiranku
adalah,kebahagiaan mamah dan papah. Suatu saat nanti aku harus sukses dan itu
harus,aku harus menaikan mamah dan papah haji. Ketika ku sukses nanti,aku akan
membuatkan rumah yang mamah dan papah inginkan,aku ingin rumah itu lah yang
akan menemaninya di masa tua. Dan yang terpenting,aku harus membuat mereka
bangga melihat ku berdiri tegak dengan seorang lelaki yang menggenggam tanganku
dan tersenyum. Aku harus membuat mereka bangga dengan laki-laki yang akan
menjaga ku dan membuat mereka percaya aku bahagia.
Impian terbesar ku,ya itulah! Berharap terlalu tinggi? Wajar
lah.. imajinasi tak pernah terbatar. Namun,bagiku dengan thalassaemia di tubuhku
sangat menghantui ku berharap lebih tinggi lagi.
Impian terbesar sebagai tujuan hidup yang harus dicapai aku
sebagai tanda terimakasih perjuangan mu menemaniku,mamah.
~impian terbesarku~
~by Devie Aryani~
Wah, ternyata komenku dari kemaren2 gagal masuk ya karena akses dari hape, hiks!
BalasHapusAnyway, semangat ya! Tidak ada mimpi dan usaha yang sia-sia.
Be brave and be strong. No worries, all is well! :)
terimakasih kak :) usaha tetap usaha,sampai kapanpun waktu ku :) terimakasih sudah memberi waktu untuk bercerita :)
Hapus